Setiap host pada TCP/IP Network harus memiliki tabel routing agar dapat menentukan jalan untuk mencapai tujuan dari paket-paket yang akan dikirimkannya. Tabel routing secara otomatis akan terbentuk pada saat interface dikonfigurasi. Tabel routing pada tahap ini adalah tabel routing minimal. Perhatikan gambar 3-4. Untuk melihat tabel routing pada host dengan IP Address 167.205.20.3 ( Token Ring ) dalam bentuk numerik, dipakai perintah berikut :
$ netstat
-nr
Routing tables
Destination Gateway Flags Refcnt Use Interface
127.0.0.1 127.0.0.1 UH 1 105 lo0
167.205.20.0 167.205.20.3 U 35 3075 ed0
Routing tables
Destination Gateway Flags Refcnt Use Interface
127.0.0.1 127.0.0.1 UH 1 105 lo0
167.205.20.0 167.205.20.3 U 35 3075 ed0
Bagian
pertama dari tabel routing merupakan rute loopback ke localhost. Setiap host
TCP/IP akan memiliki rute ini. Bagian kedua merupakan rute ke network
167.205.20.0 melalui interface ed0. Network ini adalah network lokal. Address
167.205.20.3 bukanlah remote gateway, melainkan address yang telah di-assign
untuuk interface ed0. Perhatikan bahwa nomor network 167.205.20.0 muncul akibat
parameter mask pada waktu konfigurasi interface dengan subnetmask
255.255.255.0. Tanpa adanya subnetmask, network address yang muncul adalah
167.205.0.0 ( Standar kelas B ).
Option pada kolom Flag:
- Flag U ( up ) menandakan
interface telah siap dipakai.
- Flag H ( host ) menandakan
hanya satu host yang dapat dicapai melalui rute ini. Berarti, rute ini
hanya menuju ke host tertentu ( bedakan dengan rute ke suatu network yang
mungkin memiliki puluhan / ratusan host ). Kebanyakan rute yang ada pada
routing table menuju ke network, bukan ke host tertentu. Hal ini untuk
memperkecil ukuran routing table. Suatu instansi mungkin hanya memiliki
satu network, tetapi network tersebut mungkin terdiri dari ratusan host.
Mudah dimengerti bahwa jika seluruh IP Address dari host yang ada pada
network tujuan dimasukkan dalam routing table, ukurannya akan membengkak
dengan cepat. Cukup nomor networknya saja yang dicantumkan karena telah
mewakili nomor seluruh host pada network tersebut.
- Flag b à
alamat broadcast
- Flag C à
rute sedang digunakan
- Flag c à
sama seperti flag sebelumnya, tapi flag ini menunjuk ke protokol yang
spesifik
- Flag G à
rute memerlukan gatway lagi
- Flag S à
ditambah secara manual
Untuk
akses ke network yang lain, network token ring di atas hanya memiliki satu
gateway, yakni yang ber-IP Address 167.205.20.11. Untuk itu, seluruh host yang
ada pada network token ring ( kecuali gateway ) dapat menambahkan default
routing sbb :
# route
-n add default 167.205.20.11 1
add net default: gateway 167.205.20.11
add net default: gateway 167.205.20.11
Dengan
perintah ini, rute ke seluruh network ( selain network lokal ) akan ditempuh
melalui gateway 1 (167.205.20.11). Option -n tidak harus digunakan. Option
tersebut hanya untuk menampilkan address secara numerik untuk menghindari
permintaan ke Name Server yang belum tentu bekerja. Metric 1 dipakai sebagai
metric terkecil untuk rute melalui gateway ekstenal, untuk memberikan prioritas
tertinggi pada rute ini. Jika kita periksa kembali routing table setelah
memasukkan default routing ini, akan muncul sbb :
$
netstat -nr
Routing tables
Destination Gateway Flags Refcnt Use Interface
127.0.0.1 127.0.0.1 UH 1 105 lo0
default 167.205.20.11 UG 0 0 ed0
167.205.20.0 167.205.20.3 U 35 3075 ed0
Routing tables
Destination Gateway Flags Refcnt Use Interface
127.0.0.1 127.0.0.1 UH 1 105 lo0
default 167.205.20.11 UG 0 0 ed0
167.205.20.0 167.205.20.3 U 35 3075 ed0
Pada
routing table di atas terlihat adanya entri default routing. Flag G menandakan
rute default ini melalui eksternal gateway ( host 167.205.20.11 ).
Pada network Ethernet (
167.205.22.0 ) ada 3 buah gateway. Untuk host-host pada network ini, routing
table dapat dibentuk secara statis.
Misalkan kita berada pada host 167.205.22.3. Network 167.205.20.0 dapat dicapai
melalui gateway 1 (167.205.22.5), network 44.132.1.0 melalui gateway 2
(167.205.22.18) dan akses ke network yang lebih besar, misalkan ke Internet Provider,
dicapai melalui gateway 3 (167.205.22.20). Untuk itu, setelah routing minimal
dapat ditambahkan perintah routing sbb :
# route
-n add 167.205.20.0 167.205.22.5 1
add net 167.205.20.0: gateway 167.205.22.5
add net 167.205.20.0: gateway 167.205.22.5
# route
-n add 44.132.1.0 167.205.22.18 1
add net 44.132.1.0: gateway 167.205.22.18
add net 44.132.1.0: gateway 167.205.22.18
# route
-n add default 167.205.22.20 1
add net default: gateway 167.205.22.20
add net default: gateway 167.205.22.20
Routing table akan
bertambah menjadi :
$ netstat -nr
Routing tables
Destination Gateway Flags Refcnt Use Interface
127.0.0.1 127.0.0.1 UH 1 105 lo0
167.205.22.0 167.205.22.3 U 28 9808 ed0
default 167.205.22.20 UG 0 0 ed0
167.205.20.0 167.205.22.5 UG 0 0 ed0
44.132.1.0 167.205.22.18 UG 0 0 ed0
Agar
routing table terbentuk pada saat start up komputer, perlu di set routing
statis dengan beberapa modifikasi sbb :
·
Tambahkan
static routing yang diinginkan sesuai konfigurasi network
·
Non-aktifkan
semua perintah dari file startup yang menjalankan protokol routing.
Untuk
host di atas, edit file rc.local
untuk menambahkan statement route
sbb:
route -n
add default 167.205.22.20 1 > /dev/console
route -n add 167.205.20.0 167.205.22.5 1 > /dev/console
route -n add 44.132.1.0 167.205.22.18 1 > /dev/console
route -n add 167.205.20.0 167.205.22.5 1 > /dev/console
route -n add 44.132.1.0 167.205.22.18 1 > /dev/console
Startup
file untuk setiap sistem mungkin saja berbeda, tetapi pada dasarnya memiliki
prosedur yang sama. Bacalah selalu dokumentasi dari sistem anda. Agar anda taw lebih banyak
tentang ROuter
semoga berguna bagi kita semua......... AMIIIIIIN..........
0 komentar:
Posting Komentar